BERBAGAI ACARA DI SUGUHKAN DALAM NYADRAN DESA KEMLOKOLEGI DAN DI IKUTI SELURUH MASYARAKAT DESA KEMLOKOLEGI KEC BARON

NGANJUK-JATIM , ASPIRANEWS.ID – Ratusan warga Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, melakukan ziarah dan kenduri di Makam Mbah Kunci, Jumat (15/7/2022) pagi.

Mbah Kunci adalah tokoh yang dipercaya mengawali pembukaan wilayah Desa Kemlokolegi dan sekitarnya.

Kegiatan ziarah dan kenduri (shodakohan)yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini telah menjadi bagian dari rangkaian kegiatan bersih desa di Desa Kemlokolegi.

Dijelaskan Camat Baron, Gunawan Wibisono, warga Kecamatan Baron, khususnya Desa Kemlokolegi ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap berbagai perbedaan.

Dikatakannya, meskipun warga yang tinggal di kawasan tersebut memiliki latar belakang yang berbeda, namun mereka tetap hidup berdampingan dan saling menjaga ketentraman.
Dengan adanya perbedaan tersebut, masyarakat mengangap dapat menyatukan keberagaman dan menciptakan kebersamaan. Hal itu begitu terasa saat gelaran sedekah bumi nyadran yang berlangsung hari ini, papar Gunawan.

Di akhir sambutannya, Gunawan berpesan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Desa Kemlokolegi untuk selalu menjaga kebersamaan dan terus melestarikan budaya.
Mari kita bersama-sama melestarikan budaya dan menciptakan rasa aman dan nyaman di Kecamatan Baron, khususnya di Desa Kemlokolegi, pungkasnya.

Baca Juga:  Sinergi Polres Nganjuk dan Kecamatan Bagor, Jaga Keamanan Jelang Pilkada Serentak

Pagelaran bersih desa yang digelar pada Jumat Pahing (26/5/2023) pagi ini, berisi serangkaian kegiatan yang menunjukkan penghormatan kepada leluhur, wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai momentum kebangkitan ekonomi.
Bersih desa ini adalah nglururi adat. Kita melanjutkan adat yang telah dikenalkan oleh sesepuh-sesepuh dan pendahulu-pendahulu kita sejak lama, ungkap Januar Arief Gunawan Kepala Desa (Kades) Kemlokolegi.

Kades Arief melanjutkan, dalam serangkaian kegiatan nyadran ini, Pemerintah Desa bersama masyarakat Desa Kemlokolegi menggelar berbagai macam kegiatan dan atraksi yang menunjukkan ciri khas Desa Gampeng.
Kirab budaya dan pesta rakyat di desa kami ini sudah berlangsung sejak lama. Kita ingin, budaya yang sudah ada ini, dapat terus dilestarikan dan dikenalkan kepada anak cucu kita, paparnya.

Baca Juga:  KRYD di Libur Panjang, Polres Kediri Optimalkan Patroli Tempat Wisata

Dalam pagelaran nyadran tahun ini, tambah Arief, seluruh masyarakat semarak dalam mengikuti seluruh rangkaian perayaan peringatan bersih desa.
Ini terlihat dengan antusias masyarakat, yang mana pada kirab budaya dan pesta rakyat ini diikuti oleh ratusan masyarakat yang tersebar dari 9 RT di Dusun Kemlokolegi, urai Arief.

Selain menggelar pesta rakyat, pihaknya juga membuka kesempatan kepada pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM yang ada di berbagai wilayah untuk turut serta dalam perayaan nyadran di lingkungannya.
Ini semua dilakukan untuk pemulihan perekonomian masyarakat sekaligus pengobat kerinduan pada hiburan, ujar Arief.

Menyoal prosesi nyadran, Kades Arief menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan setiap tahun seusai panen raya.
Sementara harinya kita mengambil Jumat Pahing, papar Kades yang baru menjabat sejak 2019 lalu.

Baca Juga:  Tinjau Serbuan Vaksin di Kalbar, Kapolri Tekankan Penguatan Prokes dan Percepatan Vaksinasi

Dijelaskannya, Jumat Pahing tersebut memiliki filosofi sebagai hari penuh kebahagiaan dan penuh berkah.
Ini juga bagian menghormati leluhur yang telah mengenalkan kepada kita warga Desa Kemlokolegi, paparnya.

Kades Arief berharap, melalui kegiatan bersih desa ini, warga di lingkungannya bisa meningkatkan rasa kebersamaan. Sebab, dengan rasa kebersamaan itulah, semua masalah akan teratasi.
Dan harapan besar kami adalah Desa Kemlokolegi ini bisa dijadikan desa yang guyub-rukun, ayem-tentrem dan desa yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur, terang Arief.

Di tempat yang sama, Fitri Wulandari (16), salah satu warga setempat menyampaikan rasa bangganya menjadi warga Desa Kemlokolegi.
Senang dan bangga menjadi warga Kemlokolegi. Semoga kegiatan nyadran ini bisa terus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi-generasi lainnya, urai Fitri yang mengaku artisnya Kemlokolegi. (swr,)

Pos terkait