Caption : Situasi saat tim inspektorat laksanakan uditor pengunaan Dana Desa anggaran Tahun 2020-2022,Kamis (06/11/25).
KONAWE SELATAN , ASPIRANEWS.ID – Aroma dugaan “permainan” dalam audit Dana Desa (DD) Awalo, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), makin tercium kuat. Audit yang dilakukan Inspektorat Daerah atas penggunaan anggaran desa tahun 2020–2022 dinilai tidak transparan dan justru menimbulkan kecurigaan publik.
Kecurigaan itu mencuat setelah Sekretaris Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Kabupaten Konsel, Iswan, hadir di Balai Desa Awalo pada Kamis (6/11/2025) untuk menyaksikan langsung proses audit investigasi yang dilakukan tim Inspektorat. Namun, kehadiran warga, penerima BLT, dan tokoh masyarakat yang seharusnya ikut dilibatkan, justru tidak terlihat.
“Tidak hanya itu, pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung seperti Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), penerima insentif, penerima BLT, serta penerima bibit dan pakan ayam juga tidak tampak dilibatkan,” ungkap Iswan kepada media ini, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, audit yang seharusnya bersifat terbuka justru dilakukan secara tertutup dan terkesan diskenariokan.
“Ini audit publik, tapi mengapa justru ditutup-tutupi? Jangan-jangan ada sesuatu yang ingin disembunyikan,” tegasnya.
Iswan menduga kuat adanya kongkalikong antara auditor Inspektorat dan Kepala Desa Awalo untuk menutupi dugaan penyimpangan penggunaan Dana Desa selama tiga tahun terakhir.
“Bagaimana mungkin audit bisa dilakukan tanpa melibatkan masyarakat? Ini jelas tidak beres. Kami menduga ada permainan yang sengaja dilakukan untuk melindungi oknum tertentu,” katanya dengan nada tegas.
Dugaan itu semakin menguat setelah ditemukan sejumlah kejanggalan dalam proses audit. Berdasarkan pantauannya, tidak ditemukan dokumen penting seperti berita acara dan daftar hadir masyarakat.
“Yang ada hanya belasan aparat desa. Mereka mengaku masyarakat sudah datang sejak pagi lalu pulang karena bosan menunggu. Tapi anehnya, tidak ada bukti daftar hadir,” ujar Iswan heran.
Kasus ini menjadi sinyal buruk bagi tata kelola Dana Desa di Kabupaten Konawe Selatan.
Iswan pun berharap pihak berwenang segera turun tangan melakukan pemeriksaan ulang secara terbuka dan independen, demi mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga pengawas dan pemerintah desa.
“Kalau benar ada permainan antara auditor dan Kades, ini bukan sekadar pelanggaran etika, tapi juga penghianatan terhadap kepercayaan publik. Kami akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas,” pungkasnya.(Tim)








