‎Dinilai Tidak Sesuai Ekspektasi Aktivis Kompas Laporkan Proyek Tebing Sungai Potoro Ke Kejati Sultra 

Ketgam: Suasana Koalisi Aktivis Mahasiswa Pemuda dan Ormas (KOMPAS) Saat Berdemonstrasi dan Mengawal Dugaan Korupsi Pembagunan Tebing Sungai Potoro Di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara (Sultra), Foto: Isw

Kendari, Aspiranews.id _ Koalisi Aktivis Mahasiswa Pemuda dan Ormas (KOMPAS) menggelar demonstrasi di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tenggara (Sultra), untuk mengawal laporan dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Penguatan Tebing Sungai Potoro, Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan (Konsel),” Rabu (21/5/2025).

‎Para Demonstran yang tergabung dalam Koalisi KOMPAS Sultra, saat menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Kejati Sultra menyoroti Kepala BPBD Konsel inisial IP, dan juga menyeret tiga nama yang diduga terlibat, diantaranya mantan Kepala BPBD Konsel, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan pihak kontraktor proyek.

‎Tidak selang lama saat menggelar aksi perwakilan Kejati Sultra bidang Penerangan Hukum (Penkum) Ruslin menemui para demonstran dan mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menindaklanjuti semua laporan masyarakat.

‎“Teman-teman KOMPAS harap bersabar. Semua ada prosesnya. Tapi terkait proyek Potoro ini kami akan segera tindaklanjuti karena ada indikasi keterlibatan oknum kejaksaan,” kata Ruslin.

‎Ruslin juga meminta pihak demonstran untuk menginformasi lebih detail soal identitas oknum yang diduga terlibat dalam pusaran korupsi agar proses hukum dapat berjalan lebih cepat dan objektif.

‎Seperti diketahui, proyek penguatan tebing Sungai Potoro yang menghabiskan anggaran hingga Rp 2 miliar menuai kekecewaan publik, pasalnya berdasarkan hasil Investigasi KOMPAS Sultra, banyak menemukan kejanggalan dan menilai pekerjaan tersebut dikerjakan asal-asalan, dengan kualitas bangunan yang memprihatinkan dan jauh dari ekspektasi anggaran yang di gelontorkan, serta Volume pekerjaan diduga tidak sesuai.

Baca Juga:  Ratusan Personel Polres Tulungagung Mendapatkan Vaksin untuk Jaga Kesehatan

‎Tidak Hanaya itu KOMPAS Sultra juga menyebut, Proyek Tebing Sungai Potoro, sangat lemah pengawasan, serta mereka menduga kuat bahwa proyek ini lebih ditujukan untuk keuntungan oknum daripada kepentingan masyarakat.

‎KOMPAS Sultra juga menduga bahwa proyek ini merupakan “titipan” dari oknum APH, Meski belum terbukti secara hukum, informasi yang diterima menyebut bahwa pelaksana proyek memiliki hubungan kedekatan dengan salah satu aparat penegak hukum yang diduga menjadi backing proyek ini.

‎Dalam aksi Demonstran yang tergabung dalam KOMPAS Sultra menyampaikan beberapa poin tuntutan diantaranya

‎1. Mendesak Kejati Sultra segera memanggil dan memeriksa Kepala BPBD Konsel, mantan Kepala BPBD, PPK, dan Kontraktor proyek Potoro yang diduga kuat terlibat dalam pusaran korupsi anggaran Rp 2 milyar.

‎2. Menyoroti kualitas proyek yang tidak sesuai standar, serta lemahnya pengawasan, sebagai indikasi kuat penyimpangan.

‎3. Mengecam keras dugaan keterlibatan oknum APH dalam proyek ini, baik secara langsung maupun melalui relasi personal.

Baca Juga:  Dirut PT Timah Tbk Teken Adendum Naskah Kesepahaman dengan Kapolda Babel, Langkah Perketat Pengamanan Obvitnas dan Konsesi

‎4. Menolak pernyataan normatif yang cenderung membela proyek bermasalah, dan mendesak transparansi penuh dari semua pihak yang terlibat.

‎5. Menuntut proses hukum yang adil, transparan dan akuntabel serta menegaskan bahwa pembangunan bukanlah kedok untuk praktik gratifikasi.

‎Tidak hanya menggelar aksi di Kantor Kejati Sultra, massa KOMPAS Sultra juga mendatangi kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sultra, hal ini sebagai bentuk tekanan moral dan kontrol publik terhadap lembaga audit negara tersebut.

‎KOMPAS Sultra memberi peringatan keras kepada BPK RI Perwakilan Sultra agar tidak bermain mata dalam mengaudit proyek yang kini sedang diusut oleh Kejati Sultra.

‎“Kalau saja BPK RI main-main dengan hasil pemeriksaan proyek Potoro ini, maka kami tidak akan segan-segan kembali dan terus menggeruduk Kantor BPK RI Perwakilan Sultra,” tegas Aldi Lamoito, Divisi Hukum dan HAM KOMPAS Sultra dalam orasinya.

‎Aldi menyebut bahwa selama ini pihaknya kerap menemukan kejanggalan dalam hasil audit BPK, yang dianggap tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

‎“Jujur saja, kenapa kami datang ke BPK RI, karena ada keraguan pada hasil audit BPK Sultra, apalagi terkait dengan proyek Potoro ini,” tambahnya

Baca Juga:  Polres Nganjuk Terjunkan Puluhan Anggota KRYD dalam Patroli Metode SREG di Wilayah Berbek

‎Menurut Aldi, dari hasil investigasi di lapangan kualitas proyek sangat memprihatinkan, namun dalam laporan audit BPK kerugiannya dinyatakan minim.

‎Aldi juga mempertanyakan metode pemeriksaan yang digunakan dan meminta pimpinan baru BPK RI Perwakilan Sultra menjaga integritas lembaga agar tidak mengulang kesalahan masa lalu.

‎Saat menggelar aksi, massa KOMPAS disambut oleh beberapa pejabat BPK Sultra, antara lain Kristian Zega (Kasubag Hukum), Sudarmono (Kabid Pemeriksaan), dan Bulyani (Pemeriksa). Mereka menyampaikan bahwa BPK RI berkomitmen melaksanakan audit sesuai prosedur dan menjamin integritas hasil pemeriksaan.

‎BPK Sultra juga menyatakan bahwa proyek penguatan tebing Sungai Potoro menjadi salah satu sampel utama dalam audit mereka terhadap proyek-proyek di Konsel.

‎Sementara itu mantan kepala BPBD Konsel saat di konfirmasi, mengatakan proyek Penguatan Tebing Sungai Potoro saat ini masih tahap pemeriksaan BPK

‎”Proyek tersebut masih dalam proses audit oleh BPK,”singkatnya

‎Namun ketika ditanya soal isu kedekatan dirinya maupun Kepala BPBD dan PPK dengan oknum APH, ia memilih untuk tidak menjawab, atas Pernyataan yang dinilai normatif dan menghindar ini memperkuat kecurigaan publik atas Penguatan Tebing Tinggi Sungai Potoro.

‎Laporan: Fn

Pos terkait