Petani Sawit Indonesia Kecewa Atas Batalnya Tayang Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Di Bulan Juli

Caption: foto bersama Sekjen DPP Apkasindo Degan Pengurus Apkasindo DPW Dan DPD Se- Sultra,Selasa 1 Agustus 2023

JAKARTA , ASPIRANEWS.ID – Kekecewaan atas batal tayangnya bursa CPO Indonesia bulan Juli dan diganti dengan kolaborasi dengan Malaysia, sudah diluar ekspektasi petani sawit Indonesia.

Bagaimana tidak kecewa, Menteri Perdagangan (Kemendag) Zulkifli Hasan berkali-kali menyebut bursa sawit atau crude palm oil (CPO) akan segera diselesaikan secepatnya, bulan Juni paling lama bulan Juli tahun ini, agar Indonesia tidak perlu berpatokan kepada Malaysia dan Belanda lagi.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Pak Menko Marves sudah beberapa kali menyindir, kenapa Indonesia yang notabene-nya adalah raja sawit malah mengikuti Belanda dan Malaysia.

Kalimat inilah yang paling banyak beredar diberbagai media elektronik dan sudah menjadi ingatan petani sawit ditengah himpitan harga TBS yang selalu ambruk akibat tidak stabilnya harga CPO Indonesia hasil tender KPBN.

Kekecewaan ini memuncak karena sampai dengan akhir bulan Juli, tidak ada tanda-tanda peluncuran bursa CPO sebagaimana dijanjikan oleh Kemendag, Zulifli Hasan. Bentuk kekecewaan ini sangat viral di media sosial petani sawit Indonesia, dengan berbagai argument dan sindiran.

Baca Juga:  Polres Panorogo Launching Kampung Bebas Narkoba

Kekecewaan semakin menjadi-jadi Ketika Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan Bursa komoditas Crude Palm Oil (CPO) Indonesia akan bekerjasama dengan Malaysia Derivatives Exchange (MDEX).

“Kita akan mati jika mencoba bersaing dengan Malaysia Derivatives Exchange (MDEX)” ujarnya dalam acara jalan santai yang diselenggarakan Bappebti bersama Jajaran Kementerian Perdagangan, Minggu (30/07), sebagaimana dimuat Kontan.co.id (30/07).

Selanjutnya Didid mengatakan bahwa Indonesia memang produsen CPO terbesar, tapi MDEX sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan sudah memiliki banyak pengalaman, Ia pun mengakui bahwa benchmark Bursa CPO Indonesia adalah MDEX di Malaysia sehingga pihaknya memilih jalur kolaborasi, ujarnya memberi alasan.

Ya kami petani sawit terkejut atas statemen dari Kepala Bappebti, ini diluar ekspektasi kami, diluar nalar kami alasan tersebut, ujar Dr. Gulat ME Manurung, MP,C.IMA, Ketua Umum DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) kepada beberapa media.

Baca Juga:  Urai macet mengular, satlantas polres konsel gerak cepat evakuasi truk mogok

Bayangkan saja diberita-berita sebelumnya begitu berapi-apinya Mendag dan Kepala Bappebti mengatakan kita tidak mau terus mengekor ke Malaysia dan Roterdam dan itu perintah Presiden “tiba-tiba menjelang habis masa bulan Juli seperti janjinya, langsung berubah mengatakan akan berkolaborasi dengan Malaysia karena takut bersaing” lanjut Gulat.

Perlu dicatat bahwa Bappebti itu unsur pendukung pada Kementerian Perdagangan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perdagangan.

Yang menjadi pertanyaan, kata Gulat, apakah statement Kepala Bappebti tersebut sudah sepengetahuan Mendag?, Karena beberapa hari lalu Pak Mendag masih yakin dengan statemen-statemen seperti beberapa bulan yang lalu yaitu Indonesia harus memiliki bursa sendiri dan tidak boleh lagi mengekor ke Malaysia dan Roterdam dan akhir Juli Bursa CPO akan tayang,ungkapnya.

Ketua DPW APKASINDO Provinsi Sulawesi Tenggara, “Fauzi Sadinur” kaget mengetahui keputusan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan Bursa komoditas Crude Palm Oil (CPO) Indonesia akan bekerjasama dengan Malaysia Derivatives Exchange (MDEX), “Wah ada apa dengan Bappebti,,,?,kasian petani sawit ,ucapnya kepada Media Aspiranews.id Senin,31juli 2023.

Baca Juga:  Polres Pacitan Berhasil Ungkap Kasus Pembuangan Bayi di Tegalombo

Sangat disayangkan ‘nasionalisme’ Kepala Bappebti, padahal petani sawit sudah dengan sabar menanti sampai akhir bulan Juli.
“Ngak ada yang salah dengan Bursa CPO Indonesia, semua harus dimulai dengan segala keunggulan Indonesia dan itu sudah cita-cita Presiden Jokowi sejak beberapa tahun lalu dan Pembantunya (Menteri) harus tegak lurus mewujudkannya,ujarnya.

Apalagi PalmCo akan segera meluncur yang praktis CPO nya Holding PTN tidak akan ditender lagi di KPBN karena semua produk CPO Holding akan diolah oleh PalmCo menjadi produk turunan CPO dan harga TBS Petani pun akan merujuk ke harga Bursa CPO Indonesia, itulah harapan petani sawit Indonesia,imbuh “Fauzi Sadinur”,Selalu Ketua DPW APKASINDO Provinsi Sulawesi Tenggara(SULTRA)

Pos terkait